Merah Putih telah kusam
tergantung di setengah tiang kayu rapuh
sebuah lapangan sekolah disesaki seribu manusia
manusia yang mati berbau bangkai
Manusia-manusia itu diselimuti Merah Putih bercampur coklatnya tanah
terbujur kaku dan membusuk
Meski nisannya mengatakan, “ia orang berada”
namun ia tak mampu dikafani
Dahulunya mereka dicekoki rasa memiliki yang rusak
meraih kenikmatan dengan tangan kotor
memburu kambing hitam untuk menyembunyikan rupa
rupa yang buruk berhias senyum palsu
Kemudian saatnya mereka mengabdi
malah menggerogoti saudaranya
entah mereka anggap saudara atau budak
saudaranya yang kelaparan
terlantar tak berdaya
kering kerontang
sedangkan mereka…
membunuhnya dengan menjadi “Sang Penyelamat” kaum lemah
berteriak lantang layaknya jeritan Dajjal memanggil pasukannya
penuh bius menidurkan siapa yang membuka mulutnya pada mereka
selamanya…
Dan kini kematian menggerogoti mereka
Perlahan menusuk perasaan
Kengerian menghantui siapa yang hanya mencium baunya saja
Mereka yang hampir terbungkus dengan Merah Putih itu
dengan sejuta gelar yang membusuk
Gelar “pahlawan” yang terkubur, muncul dalam nisan:
PENGKHIANAT
Karawang, 10 Desember 2007
Jumat, 18 September 2009
Senin, 24 Agustus 2009
Spekulasi tentang Malaysia dan Klaimnya
Heran campur kesal. Perasaan itu yang saya rasakan ketika banyak kasus klaim Malaysia atas Bunga Bangkai dan Tari Pendet yang notabene asli Indonesia. Sebelumnya, alat musik angklung, lagu "Rasa Sayange", dan kekayaan bangsa Indonesia lainnya juga sempat terancam karena ulah negeri tetangga kita itu. Mengapa mereka begitu berambisi mengakui kekayaan bangsa kita dengan seenaknya?
Adakah unsur provokasi yang sengaja dilakukan negeri jiran itu? Spekulasi ini sempat dipikirkan karena beberapa hal: Blok Ambalat yang gagal dikuasai secara penuh oleh Malaysia dan penyiksaan yang selalu ada terhadap para TKI. Adakah keterkaitan di dalamnya?
Blok Ambalat mempunyai cadangan minyak bumi yang cukup besar, menyebabkan klaim Malaysia atas wilayah ini sempat mencuat, bahkan Malaysia seringkali "menantang" Indonesia dalam manuver provokasinya, salah satunya mencoba masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia. Tetapi saudara-saudara kita di TNI-AL dapat menghalaunya, meski mereka (Malaysia) tetap melakukan manuver tersebut. Ini menjelaskan bahwa mereka (Malaysia) tidak menghormati kedaulatan negeri kita.
Bagaimana dengan TKI? Maraknya pemberitaan disiksanya TKI di Malaysia, menimbulkan suatu anggapan bahwa bangsa Indonesia mudah diperintah (bekerja sangat keras dan kadang tidak sesuai dengan perjanjian kerja) bahkan disiksa demi sekeping Ringgit. Mungkin sebab ke dua ini tidak begitu kuat, tetapi saya yakin masalah ini dijadikan sebagai alat bagi pemerintah Malaysia untuk melemahkan kedudukan Indonesia di mata dunia.
Tetapi, kita patut berbangga hati, karena kita mempunyai banyak hal yang baik dibandingkan dengan pemerintah Malaysia yang "cukup serakah" dan bersikap acuh tak acuh terhadap saudaranya sendiri, Indonesia.
Adakah unsur provokasi yang sengaja dilakukan negeri jiran itu? Spekulasi ini sempat dipikirkan karena beberapa hal: Blok Ambalat yang gagal dikuasai secara penuh oleh Malaysia dan penyiksaan yang selalu ada terhadap para TKI. Adakah keterkaitan di dalamnya?
Blok Ambalat mempunyai cadangan minyak bumi yang cukup besar, menyebabkan klaim Malaysia atas wilayah ini sempat mencuat, bahkan Malaysia seringkali "menantang" Indonesia dalam manuver provokasinya, salah satunya mencoba masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia. Tetapi saudara-saudara kita di TNI-AL dapat menghalaunya, meski mereka (Malaysia) tetap melakukan manuver tersebut. Ini menjelaskan bahwa mereka (Malaysia) tidak menghormati kedaulatan negeri kita.
Bagaimana dengan TKI? Maraknya pemberitaan disiksanya TKI di Malaysia, menimbulkan suatu anggapan bahwa bangsa Indonesia mudah diperintah (bekerja sangat keras dan kadang tidak sesuai dengan perjanjian kerja) bahkan disiksa demi sekeping Ringgit. Mungkin sebab ke dua ini tidak begitu kuat, tetapi saya yakin masalah ini dijadikan sebagai alat bagi pemerintah Malaysia untuk melemahkan kedudukan Indonesia di mata dunia.
Tetapi, kita patut berbangga hati, karena kita mempunyai banyak hal yang baik dibandingkan dengan pemerintah Malaysia yang "cukup serakah" dan bersikap acuh tak acuh terhadap saudaranya sendiri, Indonesia.
Minggu, 07 Juni 2009
Veteran
Hari ini saya berkunjung ke Lapangan Gasibu, Bandung. Saat itu saya melihat banyak orang (penjual dan pembeli) serta barang-barang dagangan yang digelar. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju Pusdai dengan melewati Jalan Surapati.
Apa yang saya temukan di Gasibu menjadi pertanyaan besar bagi pemerintah. Saat melewati Gasibu menuju Jalan Surapati, saya melihat dua orang kakek yang berdiri di depan sebuah warung makan bertenda di atas trotoar, berpenampilan bersih dan rapi dengan memakai kaus oblong dan celana kain panjang berwarna hijau. Satu orang memegang harmonika dan terlihat berjongkok, dan seorang lagi tengah berdiri. Saya mendengar sendiri bahwa mereka adalah para veteran pejuang kemerdekaan yang kini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Mereka harus mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saya terkejut, apakah benar mereka para veteran?
Sambil berlalu, saya bertanya, "mengapa veteran seperti mereka rela mengamen di jalanan?"
Saya mengatakan bahwa kejadian ini sangat memalukan. Para pejuang yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk negeri ini, dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Mereka (kedua kakek tadi) masih mengamen, dan sampai kapan mereka terus begitu. Rasanya sikap pemerintah harus diubah, dengan benar-benar mengayomi rakyatnya, terutama mereka, para pejuang. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati (bukan hanya menghargai) jasa para pahlawannya", itu salah satu pengetahuan yang saya dapatkan di setiap jam mata pelajaran kewarganegaraan dulu. Seharusnya pemerintah benar-benar melaksanakannya, daripada memikirkan strategi perang yang hanya menambah masalah bagi bangsa ini.
Apa yang saya temukan di Gasibu menjadi pertanyaan besar bagi pemerintah. Saat melewati Gasibu menuju Jalan Surapati, saya melihat dua orang kakek yang berdiri di depan sebuah warung makan bertenda di atas trotoar, berpenampilan bersih dan rapi dengan memakai kaus oblong dan celana kain panjang berwarna hijau. Satu orang memegang harmonika dan terlihat berjongkok, dan seorang lagi tengah berdiri. Saya mendengar sendiri bahwa mereka adalah para veteran pejuang kemerdekaan yang kini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Mereka harus mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saya terkejut, apakah benar mereka para veteran?
Sambil berlalu, saya bertanya, "mengapa veteran seperti mereka rela mengamen di jalanan?"
Saya mengatakan bahwa kejadian ini sangat memalukan. Para pejuang yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk negeri ini, dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Mereka (kedua kakek tadi) masih mengamen, dan sampai kapan mereka terus begitu. Rasanya sikap pemerintah harus diubah, dengan benar-benar mengayomi rakyatnya, terutama mereka, para pejuang. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati (bukan hanya menghargai) jasa para pahlawannya", itu salah satu pengetahuan yang saya dapatkan di setiap jam mata pelajaran kewarganegaraan dulu. Seharusnya pemerintah benar-benar melaksanakannya, daripada memikirkan strategi perang yang hanya menambah masalah bagi bangsa ini.
Sabtu, 06 Juni 2009
Perang: Pikirkan Kembali!
Beberapa hari yang lalu, saya mendengar banyak usul dari beberapa kalangan masyarakat yang berisi opini dilanggarnya batas wilayah RI oleh Malaysia. Saya tidak heran kalau mereka mengatakan, "perang". Maksudnya bila perundingan gagal, pemerintah harus melaksanakannya demi menegakkan kembali kedaulatan NKRI hingga benar-benar utuh. Dengan opsi ini, apakah Malaysia akan takut?
Perang; dengan kondisi atlusista TNI yang kurang dari memadai, serta bercermin dari anggaran pertahanan yang jauh dari cukup; dapat membawa kerugian yang tidak sedikit bagi negara. Blok Ambalat dapat dikuasai, tetapi wilayah lain terancam bahaya. Logikanya, negara harus dapat melindungi seluruh wilayahnya dengan kekuatan seimbang di setiap daerah, dan hal tersebut merupakan salah satu syarat mutlak dalam opsi perang. Lagipula semangat juang rakyat dan militer tidak lagi seperti zaman Bung Karno. Ingat, rasa cinta tanah air harus ditanamkan kuat-kuat pada setiap individu, baik sipil maupun militer. Tak perlu mengandalkan satu pihak saja, dan maju bersama-sama untuk memenangkan pertempuran.
Perlu diperhatikan bahwa opsi perang berdampak sangat besar terhadap kehidupan rakyat. Persiapan yang matang dan segala keperluannya harus ada. Bila tidak, negara kita akan hancur seperti negeri Paman Sam.
Perang; dengan kondisi atlusista TNI yang kurang dari memadai, serta bercermin dari anggaran pertahanan yang jauh dari cukup; dapat membawa kerugian yang tidak sedikit bagi negara. Blok Ambalat dapat dikuasai, tetapi wilayah lain terancam bahaya. Logikanya, negara harus dapat melindungi seluruh wilayahnya dengan kekuatan seimbang di setiap daerah, dan hal tersebut merupakan salah satu syarat mutlak dalam opsi perang. Lagipula semangat juang rakyat dan militer tidak lagi seperti zaman Bung Karno. Ingat, rasa cinta tanah air harus ditanamkan kuat-kuat pada setiap individu, baik sipil maupun militer. Tak perlu mengandalkan satu pihak saja, dan maju bersama-sama untuk memenangkan pertempuran.
Perlu diperhatikan bahwa opsi perang berdampak sangat besar terhadap kehidupan rakyat. Persiapan yang matang dan segala keperluannya harus ada. Bila tidak, negara kita akan hancur seperti negeri Paman Sam.
Jumat, 24 April 2009
Yerusalem, Kini dan Nanti
Yerusalem atau Al Quds, adalah kota suci bagi tiga agama samawi, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi. Letaknya di dekat Tepi Barat, dan kedudukannya membuat kota ini sering diperebutkan oleh berbagai pihak, terutama bangsa Israel dan Palestina.
Kini, Yerusalem dikuasai pemerintah Zionis Israel.
Berita terancamnya Masjid Al Aqsha oleh perbuatan ekstrimis Zionis-Yahudi yang ingin mengadakan upacara keagamaannya di Masjid suci ini telah membuat satu pemahaman: toleransi beragama semakin rapuh. Pemerintah Israel pun mengadakan penggalian di bawah Masjid, bukan untuk kegiatan arkeologi, tapi mencoba meruntuhkan Masjid dengan meruntuhkan pondasinya.
Perbuatan ini jelas menyakiti umat Islam.
Bukankah Yerusalem merupakan kota di bawah naungan PBB, bukan milik Israel?
Benar. Sejak adanya UN Partition pada tahun 1947, maka Yerusalem secara resmi dikendalikan oleh PBB, namun Israel mengklaim Yerusalem secara sepihak, hingga kini, dan kota ini telah dijadikan sebagai Ibu kota "tidak resmi" Zionis Israel. Di luar kota, banyak pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah, militer, maupun warga Israel terhadap warga Palestina. Tak ada sikap menghormati antar umat. Umat Kristen juga dihina oleh warga Israel. Inilah sikap kurang ajar dari bangsa Israel la'natullah!
Apa yang harus dilakukan?
Pertama. Serahkan pengendalian atas kota ini kepada PBB dengan mengabaikan ancaman Israel dan sekutunya. Kota ini benar-benar harus bersih dari sikap penjajah dari pemerintah dan militer Zionis Israel. Selama Israel masih bercokol di Palestina, maka Israel tidak menghendaki perdamaian.
Kedua. Bangunan suci Kompleks Masjid Al Aqsha diawasi dan dilindungi oleh OKI bekerja sama dengan UNESCO, agar kelestariannya tetap terjaga dan terhindar dari tangan Zionis Israel.
Ketiga. Umat Islam, Kristen, dan Yahudi di sana bebas menjalankan ibadahnya dengan tidak mengganggu umat lainnya dan bangunan suci milik umat agama lain, serta wajib memelihara keamanan dan kedamaian di Yerusalem. Siapa pun yang mengganggu ketertiban akan dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum yang disepakati dan berlaku atas warga, militer, dan pemerintah di sana.
Alangkah baiknya jika usul ini dapat dipertimbangkan dan dilaksanakan secepatnya oleh PBB dan organisasi dunia lainnya, agar tercipta perdamaian di Yerusalem.
Jika tidak,
bagaimana wajah Yerusalem nanti?
Kini, Yerusalem dikuasai pemerintah Zionis Israel.
Berita terancamnya Masjid Al Aqsha oleh perbuatan ekstrimis Zionis-Yahudi yang ingin mengadakan upacara keagamaannya di Masjid suci ini telah membuat satu pemahaman: toleransi beragama semakin rapuh. Pemerintah Israel pun mengadakan penggalian di bawah Masjid, bukan untuk kegiatan arkeologi, tapi mencoba meruntuhkan Masjid dengan meruntuhkan pondasinya.
Perbuatan ini jelas menyakiti umat Islam.
Bukankah Yerusalem merupakan kota di bawah naungan PBB, bukan milik Israel?
Benar. Sejak adanya UN Partition pada tahun 1947, maka Yerusalem secara resmi dikendalikan oleh PBB, namun Israel mengklaim Yerusalem secara sepihak, hingga kini, dan kota ini telah dijadikan sebagai Ibu kota "tidak resmi" Zionis Israel. Di luar kota, banyak pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah, militer, maupun warga Israel terhadap warga Palestina. Tak ada sikap menghormati antar umat. Umat Kristen juga dihina oleh warga Israel. Inilah sikap kurang ajar dari bangsa Israel la'natullah!
Apa yang harus dilakukan?
Pertama. Serahkan pengendalian atas kota ini kepada PBB dengan mengabaikan ancaman Israel dan sekutunya. Kota ini benar-benar harus bersih dari sikap penjajah dari pemerintah dan militer Zionis Israel. Selama Israel masih bercokol di Palestina, maka Israel tidak menghendaki perdamaian.
Kedua. Bangunan suci Kompleks Masjid Al Aqsha diawasi dan dilindungi oleh OKI bekerja sama dengan UNESCO, agar kelestariannya tetap terjaga dan terhindar dari tangan Zionis Israel.
Ketiga. Umat Islam, Kristen, dan Yahudi di sana bebas menjalankan ibadahnya dengan tidak mengganggu umat lainnya dan bangunan suci milik umat agama lain, serta wajib memelihara keamanan dan kedamaian di Yerusalem. Siapa pun yang mengganggu ketertiban akan dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum yang disepakati dan berlaku atas warga, militer, dan pemerintah di sana.
Alangkah baiknya jika usul ini dapat dipertimbangkan dan dilaksanakan secepatnya oleh PBB dan organisasi dunia lainnya, agar tercipta perdamaian di Yerusalem.
Jika tidak,
bagaimana wajah Yerusalem nanti?
Minggu, 22 Maret 2009
Pemilu: Wajah Bangsa di Tahun 2009
Kampanye terbuka... itulah momen terbaik bagi seluruh partai politik peserta pemilu 2009. Perkiraan saya tentang momen ini: jalanan macet karena konvoi, banyak konser partai yang diselingi hiburan bagi para kader, dan kaos partai yang beraneka ragam warnanya.
Wajah bangsa yang mengalami "demam demokrasi" semakin memerah dan suhunya makin panas. Mdia massa ramai-ramai menampilkan profil tiap partai, debat antarpartai, dan juga iklah partai. Namun, bagi saya banyak catatan yang harus diperhatikan oleh setiap pihak, trutama partai-partai politik yang bersaing kini.
Pertama: opini saya mengenai konser hiburan di saat kampanye. Saya tidak setuju dengan adanya kampanye sambil konser hiburan. Alih-alih menghibur para kader, justru acara sepeti itu menambah penderitaan mayarakat. Lihat! Para kader malah "diajarkan" untuk bersenang-senang saja tanpa dapat melakukan apa-apa setelah mendengarkan wejangan dari petinggi partai, hanya menikmati alunan musik yang disajikan oleh artis-artis pendukung..selanjutnya? pulang membawa peluh dan bercerita dapat bertemu dengan petinggi parpol kesayangannya dan berjoget dengan asyiknya! Saya bilang, itu tidak mendidik.
Kedua: iklan parpol yang selalu muncul di layar televisi. Saya lihat iklan tersbut sebagai "perang" antar parpol, dengan sejuta kata yang dilontarkan mulai dari filosofi hidup, prestasi negara yang diakui sebagai prestasi parpol tertentu, dan segala ucapan yang terlontar dari tokoh tiap partai di iklan. Dengan cara itu, selain mmperkenalkan profil parpol, juga menjatuhkan martabat parpol di hadapan publik. Ingat, publik dapat menilai mana parpol yang nyleneh. Spanduk, brosur partai yang memperkenalkan para calg pun dipasang semrawit, ditempelkan di mana-mana, dan jelas meramaikan suasana lingkungan. Tapi, apakah calon pemilih tahu calg yang akan dipilih? Apakah calon pemilih dapat memilih hanya dengan pengenalan caleg yang seperti itu?
Ketiga: Publik tidak membutuhkan janji, tetapi solusi dan bukti. Bila ada parpol yang berjanji dan ia menang, maka penuhi!
Terakhir, semoga tahun ini menjadi momentum bagi bangsa untuk bangkit dan bergerak ke arah kesejahteraan.
Wajah bangsa yang mengalami "demam demokrasi" semakin memerah dan suhunya makin panas. Mdia massa ramai-ramai menampilkan profil tiap partai, debat antarpartai, dan juga iklah partai. Namun, bagi saya banyak catatan yang harus diperhatikan oleh setiap pihak, trutama partai-partai politik yang bersaing kini.
Pertama: opini saya mengenai konser hiburan di saat kampanye. Saya tidak setuju dengan adanya kampanye sambil konser hiburan. Alih-alih menghibur para kader, justru acara sepeti itu menambah penderitaan mayarakat. Lihat! Para kader malah "diajarkan" untuk bersenang-senang saja tanpa dapat melakukan apa-apa setelah mendengarkan wejangan dari petinggi partai, hanya menikmati alunan musik yang disajikan oleh artis-artis pendukung..selanjutnya? pulang membawa peluh dan bercerita dapat bertemu dengan petinggi parpol kesayangannya dan berjoget dengan asyiknya! Saya bilang, itu tidak mendidik.
Kedua: iklan parpol yang selalu muncul di layar televisi. Saya lihat iklan tersbut sebagai "perang" antar parpol, dengan sejuta kata yang dilontarkan mulai dari filosofi hidup, prestasi negara yang diakui sebagai prestasi parpol tertentu, dan segala ucapan yang terlontar dari tokoh tiap partai di iklan. Dengan cara itu, selain mmperkenalkan profil parpol, juga menjatuhkan martabat parpol di hadapan publik. Ingat, publik dapat menilai mana parpol yang nyleneh. Spanduk, brosur partai yang memperkenalkan para calg pun dipasang semrawit, ditempelkan di mana-mana, dan jelas meramaikan suasana lingkungan. Tapi, apakah calon pemilih tahu calg yang akan dipilih? Apakah calon pemilih dapat memilih hanya dengan pengenalan caleg yang seperti itu?
Ketiga: Publik tidak membutuhkan janji, tetapi solusi dan bukti. Bila ada parpol yang berjanji dan ia menang, maka penuhi!
Terakhir, semoga tahun ini menjadi momentum bagi bangsa untuk bangkit dan bergerak ke arah kesejahteraan.
Minggu, 15 Februari 2009
Periklanan Operator Seluler: Perang Logika?
Tua-tua keladi
Makin tua makin menjadi....
Mungkin kalimat di atas pantas dikenakan pada para operator seluler di Indonesia. Anda dapat melihatnya secara langsung ketika iklan televisi disajikan, terutama promosi dari sederet operator seluler. Mereka saling membanggakan produknya, tak jarang iklan yang disajikan begitu "kreatif", hingga menampilkan sosok hewan dan latar belakang lingkungan hidup (apakah itu sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup ataukah tujuan keuntungan semata?). Apa maksud darinya?
Saya belajar bahwa periklanan dilakukan dengan tujuan menarik minat para calon konsumen sehingga mereka (konsumen) dapat membeli produk tersebut (baik barang maupun jasa). Ini adalah penawaran tidak langsung (no face to face) antara produsen maupun konsumen. Lalu, mengapa operator seluler sampai membuat iklan "super kreatif"? Jawabannya: konsumen di Indonesia menghabiskan waktunya, salah satunya menonton televisi (banyak penelitian mengungkapkan fenomena seperti ini, bahkan masyarakat Indonesia masuk ke jajaran sepuluh negara yang paling gemar menonton televisi dalam program "Metro 10"). Televisi menjadi sasaran empuk untuk memasarkan produknya.
Saya tak habis pikir, dengan iklan seperti itu, perang logika pun terjadi. Ketika iklan tersebut menyatakan "gratis menelepon 24 jam", masyarakat mengira: itu gratis. Kemudian iklan lain menyatakan, "nelpon gak usah mikirin pulsa", berarti: murah! Kesimpulan dari saya (masih awam) bahwa operator merugi. Tapi, iklan terus ditayangkan...(sebenarnya operator merugi atau untung?)
Iklan tersebut dirasakan "membodohi" pikiran konsumen, bagaimana memilih suatu produk berdasarkan kebutuhan konsumen yang bersangkutan (ingat hukum penawaran, permintaan, dan keseimbangan pasar). Jika ada permintaan, pasti ada penawaran. Tetapi penawaran yang dipaksakan cenderung melemahkan permintaan. Contohnya krisis di AS (walaupun berbeda konteks, Anda dapat membandingkannya dengan topik ini), di mana penawaran begitu banyak, sedangkan permintaan cenderung turun dan terjadilah krisis!
Kompetisi? Mungkin itu salah satu alasan perang iklan dikumandangkan, namun hanya berkutat dalam perang harga, bukan kualitas. Anda lihat tarif operator yang dinamis, hingga promo yang bertebaran di mana-mana, dan laris manis diserbu konsumen. Tetapi kualitasnya masih diragukan. Bilamana tingkat konsumsi meningkat, maka kualitas produk harus dijaga dengan baik. Sayangnya, operator kurang memperhatikan kepuasan pelanggan, dengan banyaknya keluhan dari sana-sini (lihat surat pembaca di setiap koran, minimal ada satu kasus).
Saya menyarankan masyarakat tetap berhati-hati dalam memilih produk, sesuai kebutuhan, dan jangan lupa untuk berhemat.
Catatan: Tulisan ini didasarkan pada pengamatan penulis terhadap perkembangan periklanan televisi. Anda dapat memberikan saran, kritik, pendapat, bantahan, atau apapun (dengan memperhatikan norma yang berlaku untuk menuliskannya dalam topik maupun blog ini) langsung kepada penulis melalui blog ini. Terima Kasih ^_^
Makin tua makin menjadi....
Mungkin kalimat di atas pantas dikenakan pada para operator seluler di Indonesia. Anda dapat melihatnya secara langsung ketika iklan televisi disajikan, terutama promosi dari sederet operator seluler. Mereka saling membanggakan produknya, tak jarang iklan yang disajikan begitu "kreatif", hingga menampilkan sosok hewan dan latar belakang lingkungan hidup (apakah itu sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup ataukah tujuan keuntungan semata?). Apa maksud darinya?
Saya belajar bahwa periklanan dilakukan dengan tujuan menarik minat para calon konsumen sehingga mereka (konsumen) dapat membeli produk tersebut (baik barang maupun jasa). Ini adalah penawaran tidak langsung (no face to face) antara produsen maupun konsumen. Lalu, mengapa operator seluler sampai membuat iklan "super kreatif"? Jawabannya: konsumen di Indonesia menghabiskan waktunya, salah satunya menonton televisi (banyak penelitian mengungkapkan fenomena seperti ini, bahkan masyarakat Indonesia masuk ke jajaran sepuluh negara yang paling gemar menonton televisi dalam program "Metro 10"). Televisi menjadi sasaran empuk untuk memasarkan produknya.
Saya tak habis pikir, dengan iklan seperti itu, perang logika pun terjadi. Ketika iklan tersebut menyatakan "gratis menelepon 24 jam", masyarakat mengira: itu gratis. Kemudian iklan lain menyatakan, "nelpon gak usah mikirin pulsa", berarti: murah! Kesimpulan dari saya (masih awam) bahwa operator merugi. Tapi, iklan terus ditayangkan...(sebenarnya operator merugi atau untung?)
Iklan tersebut dirasakan "membodohi" pikiran konsumen, bagaimana memilih suatu produk berdasarkan kebutuhan konsumen yang bersangkutan (ingat hukum penawaran, permintaan, dan keseimbangan pasar). Jika ada permintaan, pasti ada penawaran. Tetapi penawaran yang dipaksakan cenderung melemahkan permintaan. Contohnya krisis di AS (walaupun berbeda konteks, Anda dapat membandingkannya dengan topik ini), di mana penawaran begitu banyak, sedangkan permintaan cenderung turun dan terjadilah krisis!
Kompetisi? Mungkin itu salah satu alasan perang iklan dikumandangkan, namun hanya berkutat dalam perang harga, bukan kualitas. Anda lihat tarif operator yang dinamis, hingga promo yang bertebaran di mana-mana, dan laris manis diserbu konsumen. Tetapi kualitasnya masih diragukan. Bilamana tingkat konsumsi meningkat, maka kualitas produk harus dijaga dengan baik. Sayangnya, operator kurang memperhatikan kepuasan pelanggan, dengan banyaknya keluhan dari sana-sini (lihat surat pembaca di setiap koran, minimal ada satu kasus).
Saya menyarankan masyarakat tetap berhati-hati dalam memilih produk, sesuai kebutuhan, dan jangan lupa untuk berhemat.
Catatan: Tulisan ini didasarkan pada pengamatan penulis terhadap perkembangan periklanan televisi. Anda dapat memberikan saran, kritik, pendapat, bantahan, atau apapun (dengan memperhatikan norma yang berlaku untuk menuliskannya dalam topik maupun blog ini) langsung kepada penulis melalui blog ini. Terima Kasih ^_^
Kamis, 12 Februari 2009
Jalan Rusak? Segera Perbaiki!
Lihat Kompas edisi Rabu, 11 Februari 2009 (http://regional.kompas.com/read/xml/2009/02/11/03564023/harapan.kandas.di.jalan.lintas) dan edisi Senin, 9 Februari 2009 (http://regional.kompas.com/read/xml/2009/02/09/04065430/kuala.lumpur.xpres.jurusan.kubangan). Jalan TransKalimantan mengalami kerusakan dan terus dibiarkan hingga kini. Masyarakat sulit melewatinya, meskipun ada segelintir orang (terutama pedagang lintas kalimantan yang menyuplai kebutuhan masyarakat TransKalimantan)dan akhirnya banyak pihak yang dirugikan.
Pada dasarnya jalan adalah tanggung jawab pemerintah, dan pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dari mana? pajak yang disetorkan masyarakat dan pendapatan pemerintah lainnya adalah sumber pembiayaan utama untuk itu. Lalu, ke manakah dana tersebut mengalir?
"Pekerjaan Rumah" ini seharusnya diselesaikan dengan cepat dan tepat. Jangan mengulur waktu, karena masyarakat pasti memberikan "nilai merah" pada rapor kinerja pemerintah sekarang.
Pada dasarnya jalan adalah tanggung jawab pemerintah, dan pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dari mana? pajak yang disetorkan masyarakat dan pendapatan pemerintah lainnya adalah sumber pembiayaan utama untuk itu. Lalu, ke manakah dana tersebut mengalir?
"Pekerjaan Rumah" ini seharusnya diselesaikan dengan cepat dan tepat. Jangan mengulur waktu, karena masyarakat pasti memberikan "nilai merah" pada rapor kinerja pemerintah sekarang.
Selasa, 03 Februari 2009
Curhat
Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan masalah ini.. ya, namanya musibah..
Saya mendapat kiriman dari orang tua saya untuk biaya hidup di Bandung. Saya tidak tahu bahwa ada berita layanan transfer dan ATM salah satu bank (kebetulan saya membuka rekening di sana) terhenti hingga kini, karena "katanya" sistem di kantor pusat terganggu akibat musibah kebakaran. Otomatis uang yang dikirim, ternyata mandek di kantor wilayah kampung halaman saya, dan untuk sementara saya harus meminjam dari teman satu kampus hanya untuk makan!
Saya berpikir, jika ada seorang atau banyak orang yang bernasib sama dengan saya, bagaimana ia menjalani hari esok? Apalagi orang2 yang sangat membutuhkan dana dari simpanan atau kiriman keluarganya dengan keperluan yang sangat mendesak.
Saya berharap pihak bank dapat menyelesaikan masalah ini secepatnya, karena hingga saat ini saya belum dapat mengambil dana kiriman dari orang tua saya.
Saya mendapat kiriman dari orang tua saya untuk biaya hidup di Bandung. Saya tidak tahu bahwa ada berita layanan transfer dan ATM salah satu bank (kebetulan saya membuka rekening di sana) terhenti hingga kini, karena "katanya" sistem di kantor pusat terganggu akibat musibah kebakaran. Otomatis uang yang dikirim, ternyata mandek di kantor wilayah kampung halaman saya, dan untuk sementara saya harus meminjam dari teman satu kampus hanya untuk makan!
Saya berpikir, jika ada seorang atau banyak orang yang bernasib sama dengan saya, bagaimana ia menjalani hari esok? Apalagi orang2 yang sangat membutuhkan dana dari simpanan atau kiriman keluarganya dengan keperluan yang sangat mendesak.
Saya berharap pihak bank dapat menyelesaikan masalah ini secepatnya, karena hingga saat ini saya belum dapat mengambil dana kiriman dari orang tua saya.
Sabtu, 24 Januari 2009
Obama dan Israel
Saya kurang dapat memahami maksud dukungan Obama terhadap Israel (baca: negara penjajah). Obama harus mengakui kekeliruannya.
Untuk Bapak Obama, Anda harus berpendirian teguh tanpa bergantung pada Israel. Stop bantuan militer maupun ekonomi kepada negara itu. Lebih baik Anda mengalihkan dana tersebut untuk melakukan "buy back" terhadap perusahaan yang hampir bangkrut, daripada mengirimkan misil dan tank untuk membunuh rakyat Palestina.
Anda tahu, rakyat Indonesia sangat bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina, begitu pula dengan negara tetangga kami di seluruh dunia. Kalau begitu, perintahkan wakil negara Anda di PBB untuk mendukung perdamaian di Timur Tengah, dan mengembalikan kota Yerusalem sebagai kota Internasional di bawah pengawasan PBB, bukan Israel, atau mengakui kedaulatan Negara Palestina dengan wilayah berorientasi pra-tahun 1947.
Seluruh dunia mengawasi gerak-gerik negara Anda dan Israel.
Untuk Bapak Obama, Anda harus berpendirian teguh tanpa bergantung pada Israel. Stop bantuan militer maupun ekonomi kepada negara itu. Lebih baik Anda mengalihkan dana tersebut untuk melakukan "buy back" terhadap perusahaan yang hampir bangkrut, daripada mengirimkan misil dan tank untuk membunuh rakyat Palestina.
Anda tahu, rakyat Indonesia sangat bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina, begitu pula dengan negara tetangga kami di seluruh dunia. Kalau begitu, perintahkan wakil negara Anda di PBB untuk mendukung perdamaian di Timur Tengah, dan mengembalikan kota Yerusalem sebagai kota Internasional di bawah pengawasan PBB, bukan Israel, atau mengakui kedaulatan Negara Palestina dengan wilayah berorientasi pra-tahun 1947.
Seluruh dunia mengawasi gerak-gerik negara Anda dan Israel.
Selasa, 20 Januari 2009
Adili Israel!
Sebaiknya seluruh jajaran pemerintahan zionis Israel, para tentara, dan masyarakat yang mendukung agresi militer terhadap rakyat Palestina di jalur Gaza harus diadili. Setiap darah dan nyawa korban tidak bersalah harus dibayar dengan itu pula.
Israel masih tidak menyadari kesalahannya, dan seakan-akan bumi ini menjadi kerajaan bagi mereka. Ternyata itu salah! Selamanya, mereka tak dapat menghancurkan rakyat Palestina, umat Islam, dan umat lainnya di dunia. Mereka berpikir dengan menguasai 'tanah perjanjian' yang jelas bukan hak mereka lagi (hak mereka telah hilang karena kedurhakaan mereka kepada Allah Swt.), maka seluruh dunia akan dikuasainya. Maka berhati-hatilah terhadap kelakuan mereka!
PBB (United Nations) harus tegas terhadap aksi Israel. Jangan seperti LBB yang tidak mampu berdiri sendiri dalam menghentikan perang dunia sekalipun. OKI, ASEAN, MEE, dan organisasi dunia lainnya harus mengambil peran lebih jauh untuk membungkam kesombongan Israel hingga hari pembalasan tiba. Masyarakat dunia harus bersatu, lawan Israel dan pendukungnya!
SAVE PALESTINE!
Israel masih tidak menyadari kesalahannya, dan seakan-akan bumi ini menjadi kerajaan bagi mereka. Ternyata itu salah! Selamanya, mereka tak dapat menghancurkan rakyat Palestina, umat Islam, dan umat lainnya di dunia. Mereka berpikir dengan menguasai 'tanah perjanjian' yang jelas bukan hak mereka lagi (hak mereka telah hilang karena kedurhakaan mereka kepada Allah Swt.), maka seluruh dunia akan dikuasainya. Maka berhati-hatilah terhadap kelakuan mereka!
PBB (United Nations) harus tegas terhadap aksi Israel. Jangan seperti LBB yang tidak mampu berdiri sendiri dalam menghentikan perang dunia sekalipun. OKI, ASEAN, MEE, dan organisasi dunia lainnya harus mengambil peran lebih jauh untuk membungkam kesombongan Israel hingga hari pembalasan tiba. Masyarakat dunia harus bersatu, lawan Israel dan pendukungnya!
SAVE PALESTINE!
Minggu, 18 Januari 2009
Boikot? Tunggu Dulu!
Boikot produk-produk buatan Zionis memang salah satu upaya yang membuat saya sangat setuju, bila dibandingkan dengan kekejaman Israel terhadap saudara-saudara kita di Palestina.
Tetapi beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Pertama, dengan boikot, maka dukungan finansial untuk Israel semakin melemah, tetapi dapat mem-PHK orang Indonesia yang bekerja di perusahaan2 asing pro-Israel. Jika dilakukan secara besar-besaran tanpa ada kesiapan lapangan pekerjaan untuk menampung mereka yang siap di-PHK, maka perekonomian pasti hancur.
Kedua, pangsa pasar orang2 Zionis Yahudi ini mendominasi kehidupan konsumen di negara kita, dengan banyak produk kebutuhan hidup yang beredar di pasar swalayan maupun tradisional. Sayangnya perusahaan lokal (terutama Home Industry) belum menunjukkan geliatnya dalam memproduksi produk saingannya, walaupun potensi untuk itu sangat besar.
Ketiga, Investor Muslim maupun Non-Muslim yang anti Zionis Israel beserta konco2nya harus mengalihkan modalnya ke pasar yang notabene bukan di bawah penguasaan Zionis, dan mengalihkannya untuk membuka lapangan kerja baru maupun menambah modal perusahaan yang ada. UMKM dan Koperasi, dan lembaga keuangan dapat dijadikan sebagai alat perjuangan melawan rapuhnya sistem ekonomi Yahudi di Indonesia dan dunia.
ke empat, selalu menyisihkan sebagian harta Anda untuk membantu saudara-saudara kita yang masih berusaha untuk keluar dari batas-batas kemiskinan dan maksiat menjadi insan yang mulia, dengan membuka lapangan pekerjaan dan menyalurkannya pada lembaga ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) yang dipercaya.
Memang dirasakan akan memakan waktu yang sangat lama. Namun tak salah jika kita harus membangun pondasinya untuk mengalahkan mereka, Zionis Laknatullah!
Tetapi beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Pertama, dengan boikot, maka dukungan finansial untuk Israel semakin melemah, tetapi dapat mem-PHK orang Indonesia yang bekerja di perusahaan2 asing pro-Israel. Jika dilakukan secara besar-besaran tanpa ada kesiapan lapangan pekerjaan untuk menampung mereka yang siap di-PHK, maka perekonomian pasti hancur.
Kedua, pangsa pasar orang2 Zionis Yahudi ini mendominasi kehidupan konsumen di negara kita, dengan banyak produk kebutuhan hidup yang beredar di pasar swalayan maupun tradisional. Sayangnya perusahaan lokal (terutama Home Industry) belum menunjukkan geliatnya dalam memproduksi produk saingannya, walaupun potensi untuk itu sangat besar.
Ketiga, Investor Muslim maupun Non-Muslim yang anti Zionis Israel beserta konco2nya harus mengalihkan modalnya ke pasar yang notabene bukan di bawah penguasaan Zionis, dan mengalihkannya untuk membuka lapangan kerja baru maupun menambah modal perusahaan yang ada. UMKM dan Koperasi, dan lembaga keuangan dapat dijadikan sebagai alat perjuangan melawan rapuhnya sistem ekonomi Yahudi di Indonesia dan dunia.
ke empat, selalu menyisihkan sebagian harta Anda untuk membantu saudara-saudara kita yang masih berusaha untuk keluar dari batas-batas kemiskinan dan maksiat menjadi insan yang mulia, dengan membuka lapangan pekerjaan dan menyalurkannya pada lembaga ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) yang dipercaya.
Memang dirasakan akan memakan waktu yang sangat lama. Namun tak salah jika kita harus membangun pondasinya untuk mengalahkan mereka, Zionis Laknatullah!
Langganan:
Postingan (Atom)