Boikot produk-produk buatan Zionis memang salah satu upaya yang membuat saya sangat setuju, bila dibandingkan dengan kekejaman Israel terhadap saudara-saudara kita di Palestina.
Tetapi beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Pertama, dengan boikot, maka dukungan finansial untuk Israel semakin melemah, tetapi dapat mem-PHK orang Indonesia yang bekerja di perusahaan2 asing pro-Israel. Jika dilakukan secara besar-besaran tanpa ada kesiapan lapangan pekerjaan untuk menampung mereka yang siap di-PHK, maka perekonomian pasti hancur.
Kedua, pangsa pasar orang2 Zionis Yahudi ini mendominasi kehidupan konsumen di negara kita, dengan banyak produk kebutuhan hidup yang beredar di pasar swalayan maupun tradisional. Sayangnya perusahaan lokal (terutama Home Industry) belum menunjukkan geliatnya dalam memproduksi produk saingannya, walaupun potensi untuk itu sangat besar.
Ketiga, Investor Muslim maupun Non-Muslim yang anti Zionis Israel beserta konco2nya harus mengalihkan modalnya ke pasar yang notabene bukan di bawah penguasaan Zionis, dan mengalihkannya untuk membuka lapangan kerja baru maupun menambah modal perusahaan yang ada. UMKM dan Koperasi, dan lembaga keuangan dapat dijadikan sebagai alat perjuangan melawan rapuhnya sistem ekonomi Yahudi di Indonesia dan dunia.
ke empat, selalu menyisihkan sebagian harta Anda untuk membantu saudara-saudara kita yang masih berusaha untuk keluar dari batas-batas kemiskinan dan maksiat menjadi insan yang mulia, dengan membuka lapangan pekerjaan dan menyalurkannya pada lembaga ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) yang dipercaya.
Memang dirasakan akan memakan waktu yang sangat lama. Namun tak salah jika kita harus membangun pondasinya untuk mengalahkan mereka, Zionis Laknatullah!
1 komentar:
Setuju, memang harus mempersiapkan pondasi terlebih dahulu, baru setelah kuat kita bisa action.
Posting Komentar