Minggu, 07 Juni 2009

Veteran

Hari ini saya berkunjung ke Lapangan Gasibu, Bandung. Saat itu saya melihat banyak orang (penjual dan pembeli) serta barang-barang dagangan yang digelar. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju Pusdai dengan melewati Jalan Surapati.

Apa yang saya temukan di Gasibu menjadi pertanyaan besar bagi pemerintah. Saat melewati Gasibu menuju Jalan Surapati, saya melihat dua orang kakek yang berdiri di depan sebuah warung makan bertenda di atas trotoar, berpenampilan bersih dan rapi dengan memakai kaus oblong dan celana kain panjang berwarna hijau. Satu orang memegang harmonika dan terlihat berjongkok, dan seorang lagi tengah berdiri. Saya mendengar sendiri bahwa mereka adalah para veteran pejuang kemerdekaan yang kini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Mereka harus mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saya terkejut, apakah benar mereka para veteran?

Sambil berlalu, saya bertanya, "mengapa veteran seperti mereka rela mengamen di jalanan?"

Saya mengatakan bahwa kejadian ini sangat memalukan. Para pejuang yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk negeri ini, dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Mereka (kedua kakek tadi) masih mengamen, dan sampai kapan mereka terus begitu. Rasanya sikap pemerintah harus diubah, dengan benar-benar mengayomi rakyatnya, terutama mereka, para pejuang. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati (bukan hanya menghargai) jasa para pahlawannya", itu salah satu pengetahuan yang saya dapatkan di setiap jam mata pelajaran kewarganegaraan dulu. Seharusnya pemerintah benar-benar melaksanakannya, daripada memikirkan strategi perang yang hanya menambah masalah bagi bangsa ini.

Tidak ada komentar: