Jika kita memperhatikan tumbuhnya sebuah pohon, kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan kita ini. Setiap tumbuhnya pohon berawal dari sebuah benih yang mengeluarkan tunas dan akar pertamanya. Lalu akar tersebut mencengkeram tanah dengan kuatnya dan tunas tumbuh ke permukaan; semakin tinggi dan besar. Inilah perintis dari batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan buah yang dapat dinikmati oleh kita.
Benih atau biji yang ditanam adalah hasil dari pohon sebelumnya, yang telah tumbuh terlebih dahulu dan berbuah baik itu berupa buah utuh dengan biji maupun bijinya saja (seperti bunga kembang sepatu). Biji tersebut adalah cikal bakal dari pohon selanjutnya. Hal yang dapat kita terima adalah segala sesuatu yang kita perbuat pasti memiliki asal atau sebabnya, yakni niat. Tanpa niat, amal yang dilakukan begitu sia-sia, tak ada makna, tak ada tujuan, dan niat tersebut haruslah karena mengharapkan ridha Ilahi, karena segala ketetapan atas hidup makhluk-Nya berasal dari-Nya.
Selanjutnya benih mengeluarkan akar dan tunas; akarnya menghujam tanah sedangkan tunas tumbuh keluar dari dalam tanah. Ini merupakan awal dari peneguhan atas niat dan merintis ikhtiar untuk pertama kalinya. Akar tanaman tersebut melambangkan konsistensi atas niat, serta tunas mencontohkan ikhtiar pertama dalam mencapai tujuan. Mereka tak terpisahkan, dan harus dilaksanakan bersama-sama. Contohnya seorang mahasiswa yang berniat untuk menjadi lulusan terbaik, tapi selalu menunda ikhtiarnya; juga sebaliknya bila mengusahakan sesuatu tetapi niat itu tidak dijaga dengan baik. Bila lupa, maka hilanglah makna dari ikhitiar yang dilakukan.
Sejalan dengan waktu, akar tanaman menjadi kuat serta tunas yang tumbuh menjadi batang, dahan, ranting, daun, dan bunga. Mereka tumbuh dalam perbedaan tetapi memiliki fungsi yang saling melengkapi dan menunjang kehidupan pohon baru ini. Pengamatan mengungkapkan adanya kontinuitas ikhtiar yang dilakukan dan konsistensi atas pelaksanaan niat yang kuat. Banyak langkah yang dapat ditempuh dengan bentuk maupun cara yang berbeda-beda tetapi berfungsi baik dan melengkapi satu sama lain, bergabung menjadi sebuah strategi perang yang ampuh bagi siapa saja untuk mencapai cita-citanya. Pengetahuan dan pengalaman telah didapat, kendala bisa diatasi, dan jalan pencapaiannya begitu mengasyikkan karena dinamis dan bermacam-macam.
Buah/biji yang dihasilkan pohon dapat dinikmati oleh makhluk lainnya dan banyak bagian tubuhnya yang bermanfaat bagi kehidupan. Itu artinya seorang manusia yang berusaha mewujudkan tujuannya (niat) dengan sebaik-baiknya, tanpa disadari hasil yang dicapai begitu matang dan sangat bermanfaat bagi orang-orang dilaksanakan jika itu bermanfaat. Hasil yang baik dan menguntungkan, dan cita-cita yang diraih dengan tekad yang kuat menjadikan orang tersebut menjadi makhluk Tuhan yang sukses. Biji yang dihasilkan sebagai bibit baru; adalah representasi dari doa dan harapan yang dipanjatkan manusia pada Ilahi agar amal lainnya dapat berbuah manis dan tentu saja diridhai oleh Sang Khalik.
Kemudian kita menemukan adanya pohon yang berusia di atas umur kita, berusia semur jagung daja, bahkan tidak tumbuh sama sekali. Ada yang menghasilkan buah, hanya biji, maupun tidak menghasilkan sama sekali. Inilah refleksi untuk setiap kegiatan yang dijalani dengan strategi yang diulas sebelumnya, namun menimbulkan pencapaian yang berbeda. ada yang berhasil 100%, hanya 80%, atau tidak sama sekali. Refleksi untuk keikhlasan atas modal, proses, dan hasil yang dicapai. Sekalipun manusia mengerahkan segenap kemampuannya hingga perhitungan yang sangat detail, tetapi hasilnya ditentukan oleh Allah Swt. Kita, umat manusia wajib bertawakkal kepada-Nya setelah berupaya dengan optimal dan doa yang dipanjatkan untuk-Nya. Yakinlah, Allah memperkenankan hamba-Nya akan balasan dari-Nya yang terbaik tidak akan merugikan, selama apa yang dilakukan benar-benar karena Allah semata dan amal yang dilakukan adalah amal yang baik.
Tulisan ini mengajak kita semua merenungkan bersama-sama, tentang apakah amal yang dilakukan hingga kini benar-benar diniatkan hanya karena Allah serta ikhtiar dan doa yang dilaksanakan dengan optimal; contohnya seperti tumbuhnya sebuah pohon. Kemudian ketetapan Allah terhadap proses dan hasil amal kita, diterima dengan penuh keikhlasan, karena Ia yang berhak menetapkan balasan atas amal kita. Di samping itu, saya ingin memberikan kontribusi terhadap kehidupan umat manusia, walaupun hanya dapat menuangkan pemikiran, dan mengajak saudara-saudara untuk mengagumi dan mengambil hikmah atas kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. sebagai salah satu pedoman hidup kita di dunia dan persiapan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti.
Mohon maaf lahir dan batin.