Heran campur kesal. Perasaan itu yang saya rasakan ketika banyak kasus klaim Malaysia atas Bunga Bangkai dan Tari Pendet yang notabene asli Indonesia. Sebelumnya, alat musik angklung, lagu "Rasa Sayange", dan kekayaan bangsa Indonesia lainnya juga sempat terancam karena ulah negeri tetangga kita itu. Mengapa mereka begitu berambisi mengakui kekayaan bangsa kita dengan seenaknya?
Adakah unsur provokasi yang sengaja dilakukan negeri jiran itu? Spekulasi ini sempat dipikirkan karena beberapa hal: Blok Ambalat yang gagal dikuasai secara penuh oleh Malaysia dan penyiksaan yang selalu ada terhadap para TKI. Adakah keterkaitan di dalamnya?
Blok Ambalat mempunyai cadangan minyak bumi yang cukup besar, menyebabkan klaim Malaysia atas wilayah ini sempat mencuat, bahkan Malaysia seringkali "menantang" Indonesia dalam manuver provokasinya, salah satunya mencoba masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia. Tetapi saudara-saudara kita di TNI-AL dapat menghalaunya, meski mereka (Malaysia) tetap melakukan manuver tersebut. Ini menjelaskan bahwa mereka (Malaysia) tidak menghormati kedaulatan negeri kita.
Bagaimana dengan TKI? Maraknya pemberitaan disiksanya TKI di Malaysia, menimbulkan suatu anggapan bahwa bangsa Indonesia mudah diperintah (bekerja sangat keras dan kadang tidak sesuai dengan perjanjian kerja) bahkan disiksa demi sekeping Ringgit. Mungkin sebab ke dua ini tidak begitu kuat, tetapi saya yakin masalah ini dijadikan sebagai alat bagi pemerintah Malaysia untuk melemahkan kedudukan Indonesia di mata dunia.
Tetapi, kita patut berbangga hati, karena kita mempunyai banyak hal yang baik dibandingkan dengan pemerintah Malaysia yang "cukup serakah" dan bersikap acuh tak acuh terhadap saudaranya sendiri, Indonesia.